Gelar Rapat Dalam Kantor, FK dan FIKES UIN Jakarta Tekankan Pentingnya Integrasi Keilmuan
Gelar Rapat Dalam Kantor, FK dan FIKES UIN Jakarta Tekankan Pentingnya Integrasi Keilmuan

Integrasi keilmuan merupakan wider mandate dari peralihan IAIN Jakarta menjadi UIN Jakarta, sehingga integrasi keilmuan merupakan visi utama UIN Jakarta yang seyogianya diemban juga oleh fakultas. Dalam rangka pendalaman dan sosialisasi makna dan implementasi integrasi, FK dan FIKES UIN Jakarta menggelar Rapat Dalam Kantor (RDK) dengan mengundang pendiri FKIK, guru besar UIN Jakarta dan sivitas akademika FK FIKES UIN Jakarta.

“Yang harus ditekankan, integrasi bukan merupakan islamisasi. Dunia kedokteran dan kesehatan selalu berkembang dan maju sehingga FK dan FIKES UIN Jakarta diharapkan mampu berkontribusi pada integrasi keilmuan di UIN Jakarta. Terlebih ini didukung kondisi FK dan FIKES UIN Jakarta yang merupakan salah satu penyumbang publikasi penelitian terbanyak di UIN Jakarta. Walaupun sudah ada beberapa pengembangan penelitian integrasi di FK UIN Jakarta, ke depan, ini harus ditingkatkan lagi sehingga berdampak pada peningkatan jumlah guru besar.” Papar Zulkifli selaku Wakil Rektor Bidang Akademik saat membuka acara mewakili Rektor.

Kondisi FK dan FIKES UIN Jakarta yang sudah berkembang seperti saat ini tidak terlepas dari peran para pendirinya yang sampai hari ini masih terus aktif mengembangkan FK dan FIKES UIN Jakarta bersama seluruh sivitas akademika dua fakultas menurut Hari Hendarto selaku Dekan Fakultas Kedokteran dalam sambutannya. Tidak lupa dalam acara ini juga mengundang Azyumardi Azra, Ali Sulaiman, Suwito, Armai Arief, Abudin Nata dan Djamhari para founding fathers FKIK UIN Jakarta untuk berbagi pengalaman saat pendirian FKIK UIN Jakarta sebagai bagian dari pengayaan sejarah pendirian bagi para dosen dan staf baru.

Dalam kesempatan yang sama Abudin Nata selaku Ketua Tim Pendirian FKIK menyampaikan bahwa Fakultas Kedokteran di UIN Jakarta harus terwujud apapun kendalanya pada saat itu, termasuk keunggulan apa yang harus dimiliki nantinya bila UIN Jakarta mendirikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan mengingat UIN Jakarta adalah universitas yang berada di bawah otorisasi Kementerian Agama.

Sebagai narasumber utama RDK kali ini, Azyumardi Azra menggambarkan bahwa ide mendirikan FKIK pada saat ia sedang menjabat rektor merupakan ide gila karena begitu banyaknya tantangan yang dihadapi saat itu antara lain untuk pertama kalinya UIN yang berada di bawah Kementerian Agama ingin membuka Fakultas Umum yang merupakan ranah Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Namun berkat kegigihan usaha para pendiri termasuk M.K Tadjuddin, Soelarto Reksoprodjo, Arlis Soelarto Reksoprodjo dan Hendarto Hendarmin dalam ‘Majelis Reboan’ maka tantangan ini satu per satu dapat dilalui hingga pada akhirnya mimpi mewujudkan dokter, apoteker, perawat yang terintegrasi, profesional tapi juga santri dan Islami dapat terwujud dengan dikabulkannya pendirian FKIK UIN Jakarta dengan mantan rektor Universitas Indonesia, M.K Tadjuddin sebagai dekan pertama.

“Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan saat ini dapat mengembangkan diri lebih baik lagi karena tidak hanya dalam bentuk fasilitasnya yang didukung grant tapi juga dalam sumber daya manusianya, dimana tahap pertama pengembangan FKIK UIN Jakarta adalah pengiriman 30 doktor belajar ke Jepang sebagai fondasi utama SDM. Ke depan, ini adalah modal untuk mewujudkan dokter, perawat, apoteker, ahli kesehatan masyarakat yang selain pintar juga santri yang Islami sehingga generasi muda Islam ini tidak lagi termarjinalisasi, namun ikut berperan utama dalam pengembangan kemajuan ilmu.” tutup Azra sebagai kesimpulan akhir kegiatan RDK kali ini.